Tour de Sewan
Peserta Gowes: Manli, Wilcen, Tobec, Reynard, HT, Hasan, FK, Wiryanto, RB & Yoan
Sesuai kesepakatan via Blackberry
group dan promosi kuliner bakmie terenak se-Tangerang dari Bro Yoan, maka gowes
akhir pekan kali ini dipilih ke daerah Sewan – Tangerang.
Sabtu, 15 September 2012, jam 05:45 saya sudah
tiba di PKL (Patung Kuda Laut) yang memang menjadi icon bagi TdP. Tak lama
kemudian Bro Yoan selaku track guide hadir. Luar biasa lho pengorbanan Bro Yoan
yang rela gowes ke PKL padahal rute ke Sewan itu melewati rumahnya. Sekitar jam
06:00, 10 member TdP berkumpul dan langsung narsis dahulu di depan PKL sebelum
gowes menuju Sewan.
Baru gowes sekitar 2 km, Om Tobec
sudah ngacir didepan untuk bisa mengambil photo, padahal masih didalam komplek
PIK. Gowes terus kearah Komplek Taman Palem dan melewati jalan yang menuju
rumah RSUD Cengkareng. Kemudian keluar ke jalan Lingkar luar raya,
lalu naik
jembatan penyeberangan yang dibawahnya jalan Tol Lingkar Luar.
Nah saat naik
jembatan penyeberangan ini hanya Bro Yoan yang berani naik dan turun tanpa TTB
(tuntun bike). Saya sendiri cuma berani gowes saat naik alias nanjak. Saat
menurunin jembatan penyeberangan ini saya lebih memilih TTB. Ngeri bercampur
takut jatuh, salut buat Bro Yoan dan Bro Reynard yang berani menuruni jembatan
penyeberangan dengan mulus.
Gowes kemudian dilanjutkan ke jalan
perkampungan yang melewati sisi luar komplek perumahan Citra Garden 2 sampai ke
jalan Peta Barat menuju kearah jalan Tol Profesor Sedyatmo atau lebih dikenal
jalan tol Bandara. Namun kami tidak diajak Bro Yoan kea rah Bandara Soekarno
Hatta, melainkan diajak gowes memutar dan melewati jembatan ke sisi jalan Tol
yang menuju Kapuk – Pluit.
Saya sempat heran, bagaimana bisa Bro Yoan menemukan
jalan kecil yang bisa menembus jalan persis dipinggir jalan tol yang menuju
arah arah Kapuk – Pluit. Sebelum kami berbelok menuju jalan kampung, terdapat
patung Garuda yang bersebelahan dengan kantor jasa marga yang didepannya
terdapat pintu tol bandara.
Setelah narsis dibawah patung
Garuda, gowes kami lanjutkan melewati jalan kampung dengan koltur tanah liat.
Beberapa kali saya dan Om Tobec berhenti untuk mengambil photo. Gowes terus
sampai ketemu kali Dadap dan berbelok arah menuju jalan raya Prancis – Dadap.
Lalu masuk ke komplek Duta Bandara dan mampir sebentar di Indo Maret disana
untuk minum dan beristirahat.
Ayooo nih, dikit lagi sampai
warung kata Bro Yoan. Saya pikir sudah mau sampai di warung Bakmie yang katanya
terkenal enaknya itu. Kami pun melanjutkan gowes ke arah belakang komplek Duta
Bandara untuk masuk kembali jalan offroad. Tak lama masuk jalan perkampungan
yang kecil dan berkelok-kelok. Luar biasa Yoan, bisa hafal luar kepala jalan
kecil disini, pasti dulunya ada pacar atau bimu disini, kata Om Wilcen.
Nah sampai deh, ayo kita minum
dan makan gorengan, kata Bro Yoan sambik memarkir sepedanya. Ternyata warung
yang dimaksud Bro Yoan adalah warung rokok yang menjual makan kecil dan kopi.
Lalu saya bertanya, “lah… mana warung bakmienya?”. “Masih jauh Bro, itu di
Sewan”, jawab Bro Yoan. Ya sudah terpaksa kita berhenti beristirahat sambil
melihat pesawat terbang landing ditemani gorengan combro dan ubi. Seperti
biasa, Om HT langsung memesan kopi panas hehehehe.
Setelah puas makan dan minum,
gowes kami lanjutkan masuk jalan perkampungan. Melewati swah yang sudah gersang
karena baru dipanen. Sepanjang jalan tidak lupa saya dan Om Tobec berhenti
untuk mengambil photo.
Saya tidak tau nama jalannya yang saya lewati, namun
tiba-tiba sudah sampai di jalan belakang komplek Bandara Soekarno – Hatta. Gowes
terus menuju ke arah Tangerang dan kembali masuk jalan kampung.
Jujur sekita
saya salut sama Bro Yoan yang tau jalan-jalan kecil kampung sehingga jalannya
tidak padat dengan kendaraan bermotor.
Sempat berhenti sejenak didepan klenteng Kwan Yin Bio untuk narsis. Didaerah ini
masih bisa dilihat kebudayaan China semasa jaman penjajahan Belanda. Setting
lokasinya mirip dengan suasana dalam novel “Ca Bau Kan” karya Remy Silado
(diangkat juga ke layar fim) yang pernah
saya baca.
Lanjut terus gowesnya sampai
ketemu jalan raya dan sampai dipuncak acara kuliner bakmie Koyan. Bakmi disini
ada 2 pilihan topingnya yakni daging Babi dan Ayam. Kalau sudah begini saya
lebih memilih duduk sambil minum liang the hehehehehe. Menurut pengakuan
teman-teman yang makan, citarasa bakmie-nya memang luar biasa dengan harga yang
murah jika diukur dari porsi. Janji
iklan Bro Yoan soal kuliner bakmi terenak se-Tangerang memang terbukti enak.
Sudah jam 10:30, gowes kami
lanjutkan menuju arah pulang. Melewati jalan perkampungan menuju arah komplek
Duta Garden untuk mampir ke Kopi Tiam Ayung. Disini kami mencicipin sajian Kua
Ling Kau. Sejenis pudding yang disajikan dengan gula cair dalam kondisi dingin.
Jadi habis gowes diterik panas matahari, makan sajian ini terasa nikmat. Saya
sendiri makan 2 porsi Kua Ling Kau ditambah satu porsi es campur, makyusssss…..!!!!
Sudah jam 12:00, cuaca semakin
panas dengan terik matahari yang menyengat.
Kami pun lanjut gowes menuju ke
arah Cengkareng. Kembali masuk jalan kampung dimana motor pun tidak bisa lewat.
Sampai ketemu jalan yang posisinya persis dibelakang kantor Bro Hasan. “Gue aja
belum pernah jalan disini, gila si Yoan tau aja” kata Bro Hasan. Biar sedikit
memorable, saya mengabadikan Bro Hasan saat posisi kami persis dibelakang
kantornya.
Akhirnya kami sampai kembali di
Jalan Lingkar Luar Raya. Disini kami berpisah dengan Bro Yoan karena rumahnya
di daerah Cengkareng. Gowes terus kearah Kapuk dan saat diputaran kami berpisah
dengan Om Tobec yang rumahnya di Palem. Saya sendiri memisahkan diri dengan
rombongan saat di jalan Kapuk Raya karena semua rombongan gowes menuju PIK dan
saya sendiri kearah Teluk Gong.
Hampir jam 13 saat saya tiba
dirumah dan di GPS tertera angka hampir 70 km sebagai penunjuk jarak yang sudah
saya gowes hari ini. Terima kasih semua buat rekan-rekan TdP khususnya Bro Yoan
yang sudah memandu acara gowes Tour de Sewan kali ini. Wasallam J